“A to Z” tentang Influencer Marketing yang Kamu Harus Tahu!
Mulai dari definisinya, tipe-tipe influencer-nya, sampai apa perbedaannya dengan brand ambassador atau affiliate marketing?
Boom!
Berasa enggak sih kalau saat ini kita sudah menjalani rutinitas kerja secara remote, lebih dari tiga bulan! Sebagian mungkin masih perlu penyesuaian, tapi mulai banyak juga yang mulai terbiasa, dan malahan menikmati kebiasaan baru ini.
Ngomong-ngomong kebiasaan baru, salah satu penyesuaian yang juga dilakukan oleh banyak pelakunya adalah kegiatan komunikasi bisnis, pemasaran, marketing, promosi, you name it…
Kenapa? Karena rutinitas dan kebiasaan banyak orang saat ini berubah, maka pertimbangan dan perilaku konsumsi mereka juga berubah. Sehingga, cara pelaku bisnis berkomunikasi dengan konsumennya juga mesti disesuaikan, ya kan?

Dan, salah satu cara yang makin serius dilakukan oleh para pelaku bisnis atau marketers adalah berkolaborasi dengan influencers di media sosial.
Hal ini kami rasakan juga dari berbagai partner dan klien yang bekerja sama dengan kami di Leon Playgrounds. Kebutuhan melakukan influencer marketing tumbuh, karena saat ini intensitas penggunaan media sosial makin tinggi.
Konon kabarnya, Facebook, Instagram, dan YouTube melaporkan kalau konsumsi konten di platform mereka melonjak kuartal kedua tahun ini. Nielsen menyebut, kalau rekomendasi influencers di media sosial tercatat sebagai yang paling berpengaruh di mata konsumen, dibandingkan cara beriklan lainnya. Dan Business Insider memprediksi kalau belanja iklan untuk influencers akan terus meningkat, dan diperkirakan akan mencapai total 250 triliun rupiah pada 2022.

OK, apa sih sebetulnya influencer marketing itu?
Long story short, influencer marketing itu merupakan kegiatan promosi yang dilakukan pelaku atau pengelola bisnis, melalui figur yang dipertimbangkan berpengaruh di media sosial (influencers). Pengaruh mereka biasanya dilihat dari jumlah pengikut dan interaksi yang terjadi terhadap konten-konten yang di-publish si influencer.
Seperti contoh di bawah ini:

Sama seperti kegiatan promosi pada umumnya, tujuan melakukan influencer marketing biasanya di antara untuk membangun awareness banyak orang terhadap produk tertentu, mengajak pengikut si influencer untuk terlibat dengan aktivitas yang dilakukan pengelola brand, atau membuat pengikut si influencer membeli produk yang ditawarkan.
Jadi, apapun bisnis yang kamu lakukan saat ini, kalau kamu membayar seseorang yang kamu yakini berpengaruh di channel media sosial, untuk mempromosikan produk yang kamu tawarkan, maka kamu melakukan kegiatan influencer marketing 🎉

Ok wait, apa bedanya influencer marketing dengan brand ambassador?
Nah, banyak loh ini yang menanyakan, apa bedanya influencer marketing dengan brand ambassador, celebrity endorsement, atau advocates marketing?
Memang, secara teknis sih mirip; karena keduanya menggunakan voice dari figur berpengaruh untuk mempromosikan brand atau produk tertentu. Tapi sebetulnya ada hal yang membedakan keduanya, simpelnya: influencer marketing itu kerja sama jangka pendek (short term), dan ambassador itu jangka panjang (long term).
Dari perbedaan itu, jadi ada juga beberapa hal lain yang membedakan mereka, terutama dari sisi agreement atau kontrak kerjanya.
Misal, untuk influencer marketing campaign, yang kita beli biasanya per konten di channel tertentu; sementara pada brand ambassador yang kita beli adalah personanya, dan biasanya termasuk berbagai konten di berbagai channel yang digunakan si ambassador; bahkan bisa sampai (contohnya), sepatunya…

Lalu juga, jika dilihat dari sisi objectives, influencer marketing lebih pada mempromosikan pesan atau produk kita melalui konten yang dibuat para influencers; sementara brand ambassador lebih pada kita ingin produk kita diasosiasikan lebih lekat lagi dengan persona si ambassador.
Dan juga, biasanya brand ambassador memiliki ketentuan eksklusivitas yang lebih ketat dibandingkan influencer marketing campaign.
Satu lagi, apa bedanya influencer marketing dengan affiliate marketing?
Ada juga yang rada bingung dan menganggap influencer marketing itu sama dengan affiliate marketing; karena memang keduanya membayar pihak ketiga untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan. Padahal beda guys…
Letak perbedaannya adalah pada teknis pembayarannya. Kalau affiliates, kita membayar mereka (sesuai ketentuan nilai atau persentase yang disepakati) berdasarkan sales yang dihasilkan.
Misal, kita menjual makanan; lalu kita melakukan affiliate marketing dengan seorang food blogger; maka, kita hanya akan membayar si food blogger (misal) 5% dari total nilai order yang dihasilkan lewat promosi melalui konten si food blogger itu. Kebayang kan?

Sementara pada influencer marketing, model pembayarannya flat. Kalau tidak ada order, kita tetap harus membayar influencer marketing sesuai harga yang disepakati di awal.
Lanjut ya, apa saja sih tipe-tipe influencers pada influencer marketing campaign?
Right, soal ini ada banyak banget versi tipe-tipenya (kadang beda agensi, beda juga istilahnya 🙈), tapi kita simplify aja menjadi 3 (tiga) tipe utama yes!
Pertama adalah Nano Influencers

Umumnya aja ya, Nano Influencers adalah kategori influencers yang memiliki kurang dari 10,000 followers (tapi biasanya mesti lebih dari 1,000 followers); dan mereka memiliki rasio engagement yang tinggi (minimal 10% lah).
Banyak brand, untuk objectives tertentu, memilih berkolaborasi dengan 100 Nano Influencers, ketimbang dengan 2 Celebrity Influencers; karena pertimbangan Nano Influencers lebih dekat, dan relatif lebih influential dalam hal tertentu, di mata followers-nya.
Kedua, Micro Influencers

Inilah pool atau kategori influencers paling populer. Mereka bukan selebriti atau influencers dengan jutaan followers; biasanya ada di range 10,000 sampai 500,000 followers. Rasio engagement mereka biasanya jauh lebih kecil dibandingkan Nano Influencers, tapi masih lebih tinggi dari Macro/Celebrity Influencers.
Kategori ini yang mungkin bisa kita sebut sebagai, kelompok KOL (key opinion leader) utama di media sosial. Umumnya, voice dan personality mereka lah yang mendominasi dinamika percakapan di social media.
Dan ketiga, Macro/Celebrity Influencers

Kategori ini mencakup para influencers media sosial yang memiliki 500,000 sampai jutaan followers; atau mereka yang (walaupun mungkin masih termasuk kategori Micro Influencers, kalau dilihat dari jumlah followers) dikenal publik sebagai selebriti populer, karena karya mereka di dunia hiburan, seperti perfilman, musik, televisi, dsb.
Brand yang menggunakan influencers dari kategori ini biasanya memang membutuhkan reach besar; atau mereka ingin menjaga brand recall publik terhadap eksistensi brand atau produk mereka.
Nah gimana, apakah kamu makin mendapatkan gambaran lebih jelas tentang apa itu influencer marketing?
Tentunya, apapun bentuk pendekatan marketing yang kita lakukan, mesti dijalankan dengan tujuan dan strategi yang jelas; termasuk juga influencer marketing. Kita mesti mengetahui dulu apa yang ingin kita dapatkan dari campaign ini? Siapa audiens yang ingin kita sasar? Apakah kita sudah memikirkan siapa influencers yang tepat untuk menarik kelompok audiens itu? Dan bagaimana kita akan mengukur efektivitasnya?
Kalau ada hal-hal yang ingin kalian bahas terkait influencer marketing, please feel free to reply to this email directly yaa, mungkin ada yang bisa kami bantu. Otherwise, have a superb weekend!

Leony & Sarah